Wednesday 4 February 2015

“Beginilah istri idaman yang bisa membahagiakan suami”


Banyaknya pertengkaran pasangan muda utamanya bagi yang baru menikah sebetulnya hanya karena ke-egoisan masing-masing yang tidak terkontrol. Bahkan hal sepele pun bisa menjadi besar. Seharusnya kita jangan mau dibodohi dengan sifat egois kita ini karena baik langsung atau tidak setan akan ikut aktif berperan banyak untuk lebih jauh menyesatkan kita dalam kondisi seperti ini, sehingga tujuan utama menikah yaitu menyempurnakan separuh agama, mengarungi sunnah rosul yang penuh pahala dan kenikmatan yang luar biasa tiada tara ini akan tersandung dan menambah keruwetan saja. Seharusnya dalam kamus menikah itu kita setting tidak ada perselisihan karena yang ada adalah berlomba-lomba menggapai rahmat Allah yang luar biasa.

Sebenarnya bagi kebanyakan pria tidak menginginkan banyak dari istri, beberapa yang patut dipertimbangkan bagi seorang istri agar bahagia diantaranya :
  • Suami ingin agar istri bersikap peka terhadap ibunya, maksudnya agar dia tidak cuek dengan ibunya, kalau lagi masak ya dibantu, kalau sendirian ya didekati disapa diajak ngobrol. Kalau si istri yang dasarnya pendiam ya gak usah dibawa-bawa waktu sudah menikah, cuek aja kali, seharusnya istri sudah mengerti bagaimana berumah tangga. Sebenernya pendiem, pemalu dan sejenisnya itu adalah doktrin diri sendiri. Kalau mendoktrin diri sendiri itu yg baik-baik aja.
  • Lanjutan sebelumnya, bagi seorang istri seharusnya tahu bagaimana semestinya berkeluarga, apa yang harus dikerjakannya sebagai ibu rumah tangga. Meskipun semua pekerjaan adalah menjadi tanggungjawab suami tetapi apakah bisa sebuah keluarga akan bahagia dengan istri bermalas-malasan. Jadi dia harus tahu pekerjaan melayani suami itu apa saja, harus paham, yang sepele-sepele itu. Kalau pagi ya dia harus bangun duluan membangunkan suami, misal sholat subuh. Intinya jadi yang paling rajin lah dalam hal urusan dirumah.
  • Ingat beban moral keluarga itu semua yang tanggung suami, jadi segala kesalahan istri yang bertanggung jawab adalah suami baik didunia maupun di akhirat. Jadi apa kamu tidak berpikir ulang untuk menyiksa suamimu terus menerus. Jadi lagi-lagi nurut aja sama suami. Tapi bukan berarti kamu nurut untuk disuruh berbuat maksiat loh, dalam hal ini mengarah pada yang baik saja.
  • Kemudian, lagi-lagi jangan jadi pemalas. Diajak ngaji, ya ngaji. Diajak sholat ya sholat. Intinya tau deh bagaimana wanita berumah tangga. Yang jelas tidak seperti sebelum menikah, tidak seperti masih mahasiswa, tidak seperti masih bergerombol dengan banyak temen. Tak perlu lah memikirkan banyak kenangan bersenang-senang waktu masih kuliah, SMA, dan seterusnya. Yang dilihat sudah harus kedepan. Jadi istri harus tau, pandai, sadar akan segala sesuatu yang harus dikerjakannya dengan ikhlas. Karena orientasinya adalah akhirat dan ridho Allah SWT.

Ini adalah satu dari sekian yang harus dimengerti dengan ikhlas oleh wanita sebagai istri. Suami hanya minta jangan jadi “pemalas”, itu saja dampaknya sudah luar biasa membahagiakan, apalagi ditambah yang lain sesuai dengan inisiatif si istri. Sekali lagi Jangan jadi pemalas pada siapapun pokoknya, terutama pada ibu si suami. Hanya simpel tapi kalau istri tidak mau menyadari, dengan banyak alasan itu sudah tanda bukan istri yang baik. Biasanya dengan bantahan setiap orang punya kelebihan dan kekurangan lah, suami tidak menerima apa adanya lah, terlalu perfik lah. Apalagi kalau dikasih contoh dengan yang lain pasti katanya membanding-bandingkan tapi kalau dikasih tau katanya menggurui. Hmmm…repot kan…!! padahal kan sudah tau kalau malas itu jelas-jelas bukan perilaku yang baik. Kenapa gak sadar-sadar. Sedikit tulisan ini semoga jadi penyemangat. 

No comments:

Post a Comment